Ditemukan Batu Besar Mirip Candi di Pagaralam

Warga di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam, Sumatra Selatan, digemparkan penemuan Batu Besak (Batu Besar) yang mirip patung Budha atau candi.

Luas Batu Besak sekitar 250 meter, dan berada di atas Bukit Burung Beranting, Dusun Tanjungtaring, Kelurahan Burung Dinang, Kecamatan Dempo Utara.

Foto: Taufik Wijaya/detikcom

Awalnya, warga Dusun Tanjungtaring mengabarkan adanya batu yang berukuran besar di atas Bukit Burung Beranting, dan memiliki kemiripan dengan bentuk candi dan patung Budha.

Cerita itu kemudian membuat sejumlah wartawan berdatangan untuk melihatnya. Ternyata batu besar yang terlihat itu sangat mirip dengan stupa. Sebab keseluruhan bukit tersebut merupakan batu besar, dari bawah sampai dengan atas bukit.

Bukan itu saja, ditemukan juga semacam bentuk tangga yang terbuat dari batu, yang langsung
menuju puncak bukit, dan ada lagi sebuah bangunan yang diduga sebagai pintu gerbang masuk dikarenakan memiliki lobang yang cukup untuk dilalui manusia.

Akan tetapi kondisinya sudah tertutup reruntuhan batu. Uniknya lagi reruntuhan batu yang diduga sebagai pintu gerbang masuk tersebut memiliki bentuk yang sudah rapi seperti dibuat tangan manusia.

“Kemungkinan besar ini memang sangat mirip dengan candi atau semacamnya. Dikarenakan dulu pada awal 1990 pernah terjadi kebakaran hebat, yang menghabiskan seluruh pohon dan semak belukar yang berada di bukit ini. Ketika itu juga nampak jelas sekali, bentuk sebenarnya dari bukit tersebut,” kata Anharudin, warga setempat (31/12/2010).

Dengan posisi batu yang nampaknya seperti sudah disusun rapi secara bertingkat-tingkat mengelilingi bukit. Tangga batu menuju puncak pun terlihat secara terang benderang.

Sedangkan batu yang berada di atas puncak terlihat putih bersih. Apalagi bukit ini tidak jauh dengan Dusun Rimba Candi, yang selama ini sering dikabarkan adanya candi besar di sana.

Sebagai informasi di Pagaralam selama ini sering ditemukan artefak atau patung yang diduga merupakan peninggalan dari tradisi megalitik Bukitbarisan sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi. Salah satu yang paling terkenal yakni Batu Gajah.***(tw/rdf)

4 pemikiran pada “Ditemukan Batu Besar Mirip Candi di Pagaralam

  1. OH jd blom tau itu beNar2 patung /caNdi..
    gali lagi iNformasiny yg lebih pakta
    Jd bs meNjadi Aset Sejarah dikota pagar alam (sumsel)

  2. ada kemungkinan benar, karena Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu,pernah menguasai nusantara dan dan yang menamakan pulau Sumatera ( semua-Tera ),,
    Pada saat melakukan Tera ( penimbangan ) .

    Ariya Tabing ( penasihat Atung Bungsu dari Filipina ) bertanya kepada Atung Bungsu, “Sungai yang mana yang mesti ditera (ditimbang) “Maka dijawab oleh Yang Dipertuan Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu, “Semua tera” (artinya, semua mesti ditimbang). Dari kata-kata jawaban Atung Bungsu “Semua tera” itulah asalnya nama pulau “Sumatera”. “Semua tera”, yang kemudian menjadi “Sumatera”, artinya semua timbang; maksudnya, semua sungai yang ada di sekitar Pulau Seguntang (Bukit Seguntang) mesti ditimbang karena dalam amanat Paduka Yang Mulia Ayahnda Baginda Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu, “di mana sungai yang paling berat timbangannya (paling berat kadar airnya), di situ akan berdiri kerajaan yang paling besar di dunia dan akan termasyhur sampai ke mana-mana.Demi mengikuti amanat itu, berganti-ganti air sungai ditera (=ditimbang) oleh Ariya Tabing atas titah Baginda Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu. Maka kedapatanlah sungai di Dataran Tinggi Tanah Besemah yang paling berat timbangannya. Sungai itu dinamakan “Sungai Bersama” karena didapat atau ditemukan bersama oleh Baginda Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu, Ariya Tabing, dan angkatannya. Sungai itu sekarang dikenal dengan nama “Ayik Besemah” (Air Besemah) atau sungai Besemah yang mengalir dari timur Bukit Raje Mendara (Raja Mahendra), melintasi dusun Sarangdale (Karanganyar), Dusun Tebatgunung, dusun Nanding, dan bermuara di Air Lematang atau Sungai Lematang dekat dusun Mingkik dan Dusun Benuwakeling, Kota Pagaralam.Di sekitar Air Besemah bermuara ke Air Lematang itulah Baginda Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu membuat dusun-dusun dengan sebutan “Sumbay Paku Jagat Seriwijaya”, semacam “Pasak Bhumi Majapahit”, dalam kerajaan Majapahit Raya. Maka ditanamkanlah batu-tugu (menhir) sebagai peringatan, yaitu “Batu Lancang Putih”, yang dibawa dari puncak Gunung Himalaya. Batu-tugu itu berwarna putih di bagian atasnya dan berwarna merah di bagian bawahnya. Sampai sekarang Batu Lancang Putih itu masih terdapat di dekat Makam Ratu Seri Wijaya, di dekat dusun Benuwakeling, Kota Pagaralam.(Sripo 3.03)

    Atung Bungsu dipercaya merupakan leluhur dari :

    * Suku Basemah (Pasemah)
    * Dapunta Hyang Srijayanasa, pendiri Kedatuan Sriwijaya.
    * Dapunta Hyang Syailendra, pendiri Wangsa Syailendra di Pulau Jawa
    * Parameswara, pendiri Kerajaan Malaka di Malaysia

    Keberadaan atung bungsu jauh sebelum adanya kerajaan Sriwijaya,dan sudah mempunyai jajahan dan melahirkan kerajaan2 besar termasuk di negara2 melayu…

    Makam Atung Bungsu berada di Pagaralam

    Makam Ibu Ratu Seri Wijaya, di dekat dusun Benuwakeling, Kota Pagaralam.

    Dan banyak sekali penemuan2 Arca dan Rimba Candi di Pagaralam,,,

    Browsing dari berbagai sumber,silahkan browsing sendiri

  3. itu daerah tempat tinggalku aku sering main di sana tpi agak menyeramkan seperti ada penghuniya waktu berjalan seperti ada suara2 ga jelas yang sll mengikut dari belakang ihhh serem tpi krna rasa penasaran aku mencoba main ke sana sendirian akhirnya aku tersesat.

Tinggalkan komentar