Wasiat Rasul tentang Halal dan Haram

Masalah halal dan haram adalah masalah yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap orang beriman yang menginginkan amal ibadahnya diterima dan diridhai oleh Allah. Sehingga kelak dapat berhasil mendapatkan nikmat dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sebab inilah penyuzun Risalah ini (Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani) menempatkan wasiat Rasul tentang halal dan haram pada urutan pertama, karena halal dan haram memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk mental spiritual dan pribadi seorang muslim.

Oleh sebab itu setiap mukmin harus memperhatikan masalah halal dan haram supaya darah dan daging di dalam tubuh menjadi bersih dan suci.

Hai Ali, barangsiapa makan dari barang halal maka bersih agamanya, dan lunak (lembut) hatinya dan doanya tidak ada yang menghalangi (mustajab).

Keterangan:

Makanan yang masuk ke dalam perut seorang manusia akan berpengaruh terhadap agama, hati dan terkabulnya doa. Orang selalu memilih makanan yang halal berarti dia sangat memperhatikan ajaran agamanya dalam hal makanan, begitu juga hati akan menjadi bersih karena tidak adanya makanan haram yang mencampurinya. Dengan keagamaan yang lurus dan hati yang bersih, maka Insya Allah doanya akan selalu dikabulkan oleh Allah.

Hai Ali, barangsiapa yang makan dari barang syubhat, maka akan ragu agamanya dan gelap hatinya. Dan barangsiapa makan dari barang yang haram maka matilah agamanya, lemah agamanya, lemah keyakinannya dan Allah akan menutup doanya (tidak dikabulkan) dan sedikit ibadahnya.

Keterangan:

Begitu juga apabila makanan yang dimakan oleh manusia adalah barang yang masih syubhat (belum jelas halal haramnya), maka akan menjadi agamanya dalam keraguan serta hati yang gelap. Sedang bila manusia makan makanan yang jelas keharamannya, maka akan menjadikan lemah agama dan keyakinannya, sehingga berimplikasi terhadap sulit terkabuhrya doa yang dipintanya.

Diriwayatkan dari Syekh Abu Yazid Al-Busthami, bahwa dirinya telah beribadah kepada Allah selama bertahun-tahun, tetapi dia tidak bisa merasakan nikmat dan kelezatan beribadah. Dia lalu menjumpai Ibunya dan berkata: “Wahai Ibuku, saya belum pernah dapat merasakan nikmat dan kelezatan beribadah kepada Allah sama sekali. Tolonglah, renungkanlah, apakah Ibu pernah memakan barang haram, waktu Ibu mengandungku atau sewaktu menyusuiku.” Lalu sang Ibu berfikir lama sekali, lalu berkata kepada putranya: “Hai anakku, Ibu ingat yaitu ketika Ibu mengandungmu, Ibu pemah naik rumah bagian atas lalu Ibu melihat ada adonan makanan milik tetangga yang dijemur, ibu ingin memakan itu, lalu Ibu mengambilnya sedikit yaitu sebesar ujung jari lalu Ibu memakannya tanpa meminta terlebih dahulu kapada pemiliknya.” Abu Yazid berkata: “Inilah peryebab yang membuat aku tidak dapat merasakan kelezatan beribadah kepada Allah.” Lalu dia berkata: “Tolonglah Bu, temui pemilik barang tersebut dan mintalah kehalalannya.” Sang Ibu lalu melaksanakannya dan berhasil mendapatkan ridha dan kehalalan dari pemiliknya. Setelah itu, Abu Yazid baru dapat merasakan kelezatan ibadahnya yang luar biasa.

Hai Ali, ketika Allah membenci salah seorang dari hamba-Nya, maka Allah akan memberi orang tersebut dengan harta benda yang haram, dan jika Allah sangat marah kepada hamba-Nya, maka Allah akan menugaskan setan untuk membawa orang tersebut ke dalam barang yang haram dan setan akan menemani serta menyibukkannya mencari harta dunia dan meninggalkan agamanya dan memudahkan orang tersebut dalam urusan dunia, kemudian setan membohonginya sambil berkata: “Allah itu Maha Luas pengampunan-Nya dan Maha Kasih-sayang kepada hamba-Nya.”

Keterangan:

Allah adalah Tuhan Maha Pengampun dan Maha Kasih sayang tetapi adakalanya Allah marah kepada hamba-Nya yang sangat durhaka kepada-Nya. Di antara tanda kemarahan Allah adalah orang yang durhaka tersebut selalu ditemani oleh setan yang mencekokinya dengan barang yang haram, menjerumuskannya untuk melakukan hal-hal yang dilarang Allah dan menyibukkannya dengan segala urusan duniawi agar lupa akan kehidupan akhirat.

Hai Ali, tidaklah seseorang bepergian rnencari harta haram kecuali ia ditemani setan, dan tidaklah seseorang mencari harta haram dengan naik kendaraan melainkan setan mengikutinya. Dan tidaklah seseorang mengumpulkan barang/harta haram pasti setan akan memakannya. Barqngsiapa yang hendak jumak (berhubungan badan), lupa tidak menyebut nama Allah pasti setan akan mengikutinya di dalam ikhtiarnya mendapatkan anak, hal tersebut sesuai dengan firman Allah:

Keterangan:

Setan adalah golongan jin yang membangkang, seluruh perbuatannya selalu mengarah pada pembangkangan dan kehancuran. Setan selalu berusaha menghancurkan kehidupan umat manusia, dengan cara menjauhkan manusia dari hidayah Allah dan jalan yang benar. Setan juga sangat gigih dalam mengganggu manusia dan terus mencari kesempatan masuk ke dalam jiwa manusia. Tetapi jika jiwa manusia sehat dan bebas dari segala penyakit jiwa yang merupakan pintu masuk setan, maka setan tidak akan berhasil memasukinya. Adapun penyakit jiwa (hati) yang menjadi pintu masuk setan di antaranya cinta pada kehidupan dunia (harta, tahta dan wanita).

Setan juga masuk melalui makanan haram yang dimakan manusia serta ikut dalam hubungan suami isteri yang tidak didahului dengan menyebut nama Allah. Karena itu, kita harus waspada terhadap masuknya setan dalam kehidupan kita dengan senantiasa ingat dan berdzikir kepada Allah dalam setiap waktu dan keadaan.

Hai Ali, Allah tidak akan menerima shalat tanpa wudlu, dan tidak menerima sedekah dari barang haram.

Keterangan:

Barang yang haram selamanya akan tetap haram, walaupun ia berusaha membersihkannya dengan cara menyedekahkan barang tersebut. Karena Allah tidak akan menerima sedekah yang berasal dari barang yang haram, seperti hasil curian, rampok, ghashab, menipu dan lain-lain.

Imam Sufyan Ats-Tsauri r.a. berkata: “Barangsiapa yang menginfakkan harta yang berasal dari harta yang haram di jalan kebaikan, maka ia seperti mencuci pakaian najis dengan air kencing. Pakaian najis itu tidak dapat disucikan, kecuali dengan air. Dan dosa itu tidak dapat dihapus, kecuali dengan harta yang halal.

Hai AIi, orang mukmin itu tidak akan pernah berhenti dalam menambah agamanya selama dia tidak memakan barang haram. Dan barangsiapa yang menjauhi ulama maka hatinya akan mati dan buta dari taat kepada AIlah.

Keterangan:

Kadar iman seseorang kadang bertambah dan kadang berkurang tetapi kebanyakan iman seorang mukmin akan selalu bertambah selama ia masih mau menjalankan segala perintah Allah dan larangan-Nya. Tetapi ada satu hal yang menjadi penghalang bertambahnya iman seseorang, yaitu memakan barang yang haram. Karena itu, bersihkanlah diri kita dari memakan barang yang haram.

Agar iman kita bertambah dan ketaatan kita kepada Allah meningkat, maka berkumpullah dengan para ulama yang mempunyai pengetahuan agama yang luas, baik dalam majlis ta’lim, majlis dzikir dan lain lainnya, sehingga kita bisa meningkatkan ketaatan dan keimanan kita.

Hai AIi, barangsiapa yang membaca AI-Qu’an tetapi tidak mau menghalalkan apa yang telah dihalalkan oleh Al-Qur’an dan tidak mau mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Al-Qur’an, maka orang-orang tersebut termasuk golongan orang-orang yang membuang kitab Allah di belakangnya.

Keterangan:

Al-Qu’an adalah salah satu mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, Al-Qur’an dijamin Allah selalu terjaga keasliannya sampai hari kiamat. Membaca Al-Qur’an juga mempunyai makna ibadah yang berpahala bagi umat Islam. Selain itu, AI-Qur’an juga merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an, tetapi tidak mau meresapi makna yang ada di dalamnya dan menjalankan isi ajiarannya, maka orang tersebut termasuk orang yang membuang kitab Allah di belakangnya.***

Wallahu a’lam

***Disadur dari Wasiat Rasulullah kepada Umat Islam, terjemah Washiyatul Musthafa; Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani; Ampel Mulia, Surabaya, 2009, halaman 3-11

kembali ke atas | indeks pilihan | download



Tinggalkan komentar