Sungai Rebo Tercemar Tumpahan Minyak

Tahun 2007 lalu, tangki minyak Pertamina Unit III, Plaju, bocor dan mencemari Sungai Rebo, RK II, Kecamatan Banyuasin I. Kali ini, kejadian serupa terulang. Warga di daerah itu sejak beberapa hari lalu harus menyaksikan pemandangan tumpahan minyak yang mengumpul menjadi busa berwarna kuning kecoklatan di bawah rumahnya. Meskipun bentuknya seperti busa, namun kalau didekati bau khas minyak masih menyengat. Warga juga ekstrahati-hati, menghindari agar tumpahan tersebut tidak tersulut api.

Seorang warga, selasa (23/12) mengambil satu derigen busa dari bawah rumah dan mencoba membakar ujung kain yang terlebih dahulu dicelupkan dalam busa. Seketika, kain itu terbakar. “Makanya kami di sini hati-hati menyalakan korek, takut salah buang terus kebakaran,” tutur Iis, seorang warga di Desa Sungai Rebo.

Menurut Iis, warga sebetulnya sudah memasang bambu di pinggir sungai agar busa-busa minyak tidak sampai ke bagian bawah rumah. Hanya saja, saat air pasang, sebagian busa tetap masuk. “Kalau mandi, terpaksa badan agak bau minyak. Terus nyuci baju pun pake air yang ada busa minyaknya ini,” kata Iis lagi.

Hal senada diungkap Marni, warga Desa yang sama. Katanya, akibat mandi air busa minyak, sebagian warga mulai menderita gatal-gatal pada kulitnya. “Kulit jadi  korengan seperti terbakar begitu, Pak,” ujarnya lagi.
Menurut Marni, dibandingkan dengan tahun lalu, kejadian kali ini tidak terlalu parah. “Warga menduga busa minyak itu adalah ‘tahi’ minyak yang keluar dari pipa bocor.”

Ketua RT 09, Sei Rebo Pasar bernama Mat Isa menambahkan bahwa tumpahan limbah minyak Pertamina mestinya menjadi perhatian utama agar tidak terulang. “Ini sudah kejadian yang keberapa. Kasihan juga warga Sungai Rebo ini,” imbuhnya.

Diakuinya, Sungai Rebo merupakan urat nadi kehidupan warga. Di sana menjadi tempat mandi, mencuci, dan lainnya. “Tapi, dengan tercemar seperti sekarang kegiatan masyarakat terganggu. Kami juga berharap ada jaminan dan asuransi kesehatan dari Pertamina terhadap warga yang menderita penyakit gatal-gatal,” tukasnya.

Bagaimana tanggapan PT Pertamina UP III? Manajer Umum Refinery Unit III, Ganapati Sj Satyani didampingi Kabag Hupmas Refinery Unit III Ir Ruslan Kamaludin menjelaskan, tidak ada kebocoran pada tangki maupun pipa di kilang mereka. Sejak Senin (22/12), personel K3LL (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan) sudah turun ke lapangan untuk menangani menyebarnya busa-busa minyak itu.

“Sudah ada laporan dari Kabid K3LL. Mereka sudah menanganinya dengan berbagai cara dan metode. Tadi pagi berkat ketelitian sudah ditemukan penyebabnya,” jelas Ganapati. Sumber busa mengandung minyak itu dari CD V.

Di sekitar areal itu sebenarnya sudah dilengkapi oil catcher dan oil separator. Jadi, busa minyak yang tergolong produk setengah jadi terperangkap di sana. Ditambah lagi dipasangnya oil boom untuk menahan minyak maupun limbahnya menyebar ke Sungai Rebo.

Hanya saja, lantaran hujan dan debit air tinggi, sebagian busa mengandung minyak itu keluar dan hanyut di Sungai Rebo. “Tapi telah diupayakan agar keluarnya busa minyak itu tidak berlanjut. Adanya warga yang kulitnya gatal akibat busa minyak silakan berobat ke RS Pertamina. Meskipun sebenarnya harus dikaji lagi, apakah benar akibat busa itu atau penyebab lain,” kata Ganapati. Saat ini Pertamina belum melihat alasan untuk mengungsikan warga dari areal itu. (mg 26/46)

Satu pemikiran pada “Sungai Rebo Tercemar Tumpahan Minyak

Tinggalkan komentar