Ensiklopedia – Sungai Musi

Ensiklopedia
Sungai Musi
Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia dengan panjang sungai sekitar 750 km dan merupakan sungai yang terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak masa keemasan Kerajaan Sriwijaya, sungai Musi ini terkenal sebagai sarana utama transportasi kerajaan dan masyarakat. Ini tetap berlanjut pada masa pemerintahan kesultanan Palembang Darussalam.
Hingga kini pun sungai Musi masih menjadi alternatif jalur transportasi ke daerah tertentu dan untuk kepentingan tertentu. Beberapa industri yang ada di sepanjang aliran sungai Musi juga memanfaatkan keberadaan sungai Musi ini.
Sumber mata air utama sungai Musi berasal dari daerah Kepahiang, Bengkulu, dan bermuara di 9 (sembilan) anak sungai besar, yaitu Sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. Batanghari Sembilan sendiri merupakan ungkapan untuk sembilan sungai besar ini.
Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi dua bagian kawasan, yaitu kawasan Seberang Ilir di bagian utara dan Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai Musi, bersama dengan sungai lainnya, membentuk sebuah delta di dekat Kota Sungsang. Keberadaan Sungai Musi membelah Kota Palembang masih memberi citra tersendiri bagi warganya.
palembangsunagi

Kisah kota sungai atau kota de stad der twintig eilanden (kota 20 pulau) masih bisa dijual sebagai cerita wisata. Keberadaan sekitar 108 sungai yang pernah membelah kota Palembang dengan lembahnya yang berawa-rawa, kini tidak akan kita temukan lagi.

Begitu banyak sungai di kota Palembang dengan kehidupannya, maka orang-orang Eropa menyamakan Palembang dengan Venesia dari Timur, di samping itu disebut juga sebagai de stad der twintig eilanden (kota dua puluh pulau). Pulau-pulau ini terbentuk karena adanya anak-anak sungai yang memotong lembah yang ada, di samping memang di Sungai Musi ada pulau-pulau yaitu antara lain Pulau Kembaro (Kemaro) dan Pulau Kerto.

tengkuruk
Sungai Tengkuruk tahun 1910
jalantengkuruk

Jalan Tengkuruk tahun 1930, salah satu contoh sungai (Sungai Tenguruk) di kota Palembang yang sudah berubah menjadi jalan raya

sekanak

Sungai Sekanak, salah satu anak sungai yang membelah kota Palembang

Di sepanjang perairan sungai Musi dapat kita temui sejumlah pemukiman penduduk dengan rumah rakitnya, pusat industri PT. Pusri, PT. Pertamina dan PT. Semen Baturaja, pulau Kemaro, kompleks pemakaman Bagus Kuning, situs makam raja-raja Kesultanan Palembang Darussalam, Pelabuhan Boom Baru, kampung Arab, Mesjid Lawang Kidul, Mesjid Ki Merogan, Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan masih banyak lagi.

musi.jpg
Sungai Musi dengan latar belakang Pabrik PT PUSRI
amperared.jpg
Sungai Musi dengan latar belakang Jembatan AMPERA 

Alur pelayaran sungai Musi memiliki banyak tikungan. Di beberapa titik bahkan terjadi penyempitan alur. Kedalaman alur sangat tergantung dengan pasang surut air laut. Perbedaan pasang surut antara muara sungai Musi dengan Pelabuhan Boom Baru berkisar enam jam. Sehingga kapal-kapal yang mau masuk ke pelabuhan harus bisa menyesuaikan jadwal dengan kondisi ini.

Pasang surut Sungai Musi antara 30 cm sampai 275 cm bersifat harian tunggal. Artinya, kalau sedang surut, maka kapal harus menunggu satu hari baru dapat berjalan. Dalam kondisi begitu, sungai ini hanya bisa dilayari kapal berukuran sedang (draft sampai tujuh meter) selama enam jam per hari.

Sungai Musi memberikan pada penduduknya satu watak yang khas, bagaikan watak sungai tersebut, yaitu tenang di permukaan tetapi menghanyutkan di bawahnya. Inilah watak semon (semu) dari penduduk kota ini. Di samping itu arus pasang surut yang sangat berbeda di permukaan sungai, merupakan watak kontroversial dari penduduk yang lemah lembut yaitu dia dapat bereaksi di luar dugaan. Inilah gambaran umum (stereotype) masyarakat Palembang yang dilukiskan oleh pelapor dan penulis Belanda di zaman bari.*** [triyono-infokito]

***Rujukan

  • Humas Pemkot Palembang, Palembang Zaman Bari, PT Karya Unipress
  • http://www.setneg.ri.go.id
  • Harian Kompas, Edisi 8 Juli 2000
  • Berbagai sumber

» Last update on 15 Januari 2008

Agenda | Ensiklopedia | Donasi | Download | Link | Portal


kembali ke atas

25 pemikiran pada “Ensiklopedia – Sungai Musi

  1. Ping balik: Rehab Situs Bersejarah Butuh Rp20 Miliar « infokito

  2. moga aja nasib sungai musi tidak sama dengan nasib sungai tengkuruk. jika iya.. kasian anak cucu nantinya yang hanya dengar cerita saja tentang sungai musi seperti saya sekarang yang hanya tahu kalau jalan tengkuruk itu adalah dulunya sungai. selama ini saya hanya lalu lalang di atas jalan tengkuruk tidak tahunya dulunya sungai. hayoo.. pak wali dan pak Gubernur… lanjutkan program visit musinya.. jangan pernah berhenti hingga anak cucu kita nantinya.. meskipun belum punya hihihhi……

    • Sungai musi adalah sungai kebanggaan warga palembang pd khususnya dan warga sumsel pada umumnya,sungai musi juga adalah salh satu urat nadi pariwisata kota palembang.mari kita jaga kelesatariannya,agar tetap dapat dinikmati keindahannya sampai anak cucu kita nanti.ayo kita berusaha cegah pencemaran sungai tercinta kita tersebut dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

  3. Ayo kio rawat peninggalan ne2k moyang kito. palembamg kan kayo dengan peninggalan sejarah tapi ngapo bnyak yng lah ilang..

    q sebagai mahasiswa sejarah mohon nian pemerintah mw turu mrnjaga situs2 bersejarah kito..

    elang_bae@yahoo.com
    wass.

  4. dulu waktu aku kuliah dosen aku pernah ngomong masalah sungai musi.
    “sungai musi adalah sungai dengan karakteristik yang cukup istimewa disaat-saat tertentu aliran sungai dari hulu ke hilir dapat berbalik arah dari hilir ke hulu dikarenakan perbedaan pasang surut dan aliran balik ini bisa sampai ke pedalaman sungai musi”.

    sungai musi adalah sungai yang istimewa…. seistimewa uong-uongnyo.

  5. Alhamdulillah palembang kota kito ini sudah banyak sekali perubahanyo….mogo2 bae terus maju biar idak ketinggalan propensi yang sudah maju lebih dulu…..ayo pak gebernur dan pak bupati semangat 🙂

  6. Palembang memiliki banyak potensi, mari kita rawat dan kita kembangkan, terutama potensi wisata, masih banyak yang blum kita gali dan di promosikan secara intensif.
    Singapore dan Malaysia tidak sebanyak yang kita miliki, tapi dengan promosi yang memadai menjadi daerah tujuan wisata yang di perhitungkan di dunia.

  7. aku twuh sering bnget maen k plmbng pdhal cta” ku pngen maen k jmbtan ampera but tmpt yg aku dtengin twuh desa trpncil ltaknya jauh bnget k kota plmbngnya jadi ga jadi trs pdhal ku berambisi bnget bwt k ampera slain tmptnya indah tu tujuan utama ku tp dri desa talang bnyu tbing tnggi kab 4 lawang jaraknya jauh bnget………..ampe mmkan wktu sktar 5 jam klo naik krta api………..hhhhhhhhhhhhmmmmmmm mudah”an swtu saat nnti cta” ku trcpai….

  8. waktu keci’ dulu sungai musi tu banyu nyo jernih nian… “sekarang Insya Allah kalo mampu tiap taun bale’ di sei batang-sei selincah lr.badai…” tapi kini… kalo diliat banyu nyo sdh keruh nian… pesan buat pjabat yg berwenang Khusus nya Pak Gubernur… jgn ado toleransi dgn perusahaan2 spanjang S Musi yg membuang limbah secara terang2an atau sembunyi2 mohon ditindak, harus ada keberanian untuk memberikan sanksi yang sangat keras.
    SEMOGA TETAP TERJAGO KEBERKAHAN AIR DI SUNGAI MUSI SELAMO NYO…AAMIIN YA ROBBAL ALAMIN…

  9. icon kota palembang.. sungai yg indah.. tp bagaimana kondisi-nya saat ini???? banyak usaha yg d lakukan untuk melestarikan sungai tercinta kita ini.. tp malah makin besar tingkat kerusakan, pencemarannya.. sungguh tragis.. tidak jauh seperti induk sungai-nya.. bagaimana keadaan anak2 sungai-nya saat ini?????

  10. KALU BAE GALAK NYAGO SAMO-SAMO, BANYU BUTAK BANYAK WONG NGECIS IKANNYO MATI, JADI BEKURANG TUKANG MAKAN JENTIK,KUTU AEIK, dan KOTORAN MAMANG, BANYAK MATI IKAN JUARO…, MA’ ITULAH. dunio ni,.. ANGKAP BAE BIK PELISI, PENGECIS TU,… PANCING BAE IKAN TU. DAPAT NYANG BESAK KECIK MASIH IDUP LOR. BESAK PANCING LAGI. MAAF KAKAKKU NYANG GALAK NGECIS YOO,,, JANGAN MARA, KALU MARAH KAGI WAKTU NGECIS, DIMAKAN BUAYO. AAH SARO IDUP.

Tinggalkan komentar