Ahmad Sofiullah | Media Indonesia
Kehidupan orang Batak ratusan tahun lalu terekam jelas di Desa Pagar Batu Kecamatan Balige, Toba Samosir, Sumatra Utara.
Baca lebih lanjutAhmad Sofiullah | Media Indonesia
Kehidupan orang Batak ratusan tahun lalu terekam jelas di Desa Pagar Batu Kecamatan Balige, Toba Samosir, Sumatra Utara.
Baca lebih lanjutSaat menyimak pelbagai pemberitaan mengenai penjajahan Israel atas Palestina, Anda mungkin akan menemukan pola yang sama mengenai keberpihakan beberapa negara Eropa. Dalam hal ini, Irlandia merupakan contoh nyata konsistensi yang “unik”.
Baca lebih lanjutIsrael merupakan agresor yang eksis sejak 1948 hingga saat ini. Akibat dijajah puluhan tahun lamanya oleh entitas zionis itu, Palestina kehilangan sebagian besar tanahnya. Bahkan, hanya tersisa dua wilayah untuk Palestina de facto, yakni Jalur Gaza (Qitha Ghazzah) dan Tepi Barat (adh-Dhiffat al-Gharbiyyah), yang di dalamnya termasuk Baitul Makdis atau Yerusalem Timur—tempat Masjid al-Aqsha berada.
Baca lebih lanjutPada saat memasuki abad ke-20 M, perjuangan Indonesia mengawali babak baru. Maraknya perlawanan bersenjata mulai tergantikan kemunculan pergerakan-pergerakan. Dalam rangka menyusun kekuatan sosial dan politik, lahirlah beberapa organisasi yang dibentuk kalangan pribumi. Sebagai contoh, Sarekat Dagang Islam (16 Oktober 1905), Budi Utomo (20 Mei 1908), Indische Vereeniging (22 Desember 1908), Muhammadiyah (18 November 1912), Nahdlatul Ulama (31 Januari 1926), serta Partai Nasional Indonesia (4 Juli 1927).
Baca lebih lanjutResolusi Jihad 1945 yang dicetuskan para kiai muncul dengan dukungan situasi dan kondisi yang ada. Dalam arti, kaum santri saat itu sudah siap untuk mengangkat senjata dan terjun dalam pertempuran fisik. Kesiapan mereka erat berkaitan dengan hadirnya Laskar Hizbullah, entitas yang terbentuk sejak zaman pendudukan Jepang.
Baca lebih lanjutPeringatan Hari Santri, yang berlangsung setiap tanggal 22 Oktober, telah ditetapkan sejak 2015 lalu. Momen tersebut—yang jatuh tepat pada hari ini—dapat menyegarkan kembali ingatan tentang peran kalangan pesantren dalam perjuangan Republik Indonesia.
Baca lebih lanjutKeberhasilan proses Islamisasi di Indonesia sebagai agama pendatang memaksa Islam untuk mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya. Langkah ini merupakan salah satu sifat dari agama Islam yang plural yang dimiliki semenjak awal kelahirannya.
Baca lebih lanjutHasanul Rizqa | Republika
Secara etimologis, mawlidu an-Nabiy berarti ‘kelahiran Nabi Muhammad SAW.’ Menurut seorang pakar sejarah kerasulan (sirah nabawiyyah) Muhammad Husain Haekal, ada beberapa pendapat tentang waktu lahirnya beliau. Dalam karyanya, Hayat Muhammad, akademisi Mesir tersebut menjelaskan pernyataan sebagian ahli sirah.
Baca lebih lanjutFitriyan Zamzami | Republika
Pajak judi kembali jadi perbincangan belakangan. Hal ini terkait dengan maraknya judi online belakangan membuat pemerintah pusing kepala. Ratusan ribu situs dan aplikasi diklaim telah diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), namun penyakit masyarakat itu tak juga sirna.
Baca lebih lanjutSusiyanto | Republika
Serat Darmagandul merupakan kitab yang cukup dikenal dalam kesusasteraan Jawa. Tidak sedikit yang menggunakannya sebagai bahan studi sejarah, terutama terkait keruntuhan Majapahit. Darmagandul menggambarkan, Majapahit runtuh akibat serangan Demak. Raden Patah, Sultan Demak, dikisahkan sebagai anak durhaka yang tega memberontak kepada ayahnya, Prabu Brawijaya. Dan Wali Songo digambarkan sebagai manusia-manusia jahat yang tidak tahu balas budi, sehingga diplesetkan sebagai “walikan” (kebalikan).
Baca lebih lanjutTiar Anwar Bahtiar | Republika
Orientalisme adalah istilah yang merujuk pada peniruan atau penggambaran unsur-unsur budaya Timur di Barat oleh para penulis, desainer, dan seniman. Sejak abad ke-19, “orientalis” telah menjadi istilah tradisional untuk para ahli dalam bidang studi Oriental. [wikipedia]
Baca lebih lanjutM Isa Anshory | REPUBLIKA
Sejarah membuktikan, penjajah Belanda datang ke Indonesia bukan hanya mengeksploitasi kekayaan alam. Tapi, mereka juga berharap bisa menghilangkan pengaruh Islam terhadap bangsa Indonesia. Bersama para orientalisnya, kaum kolonial Belanda berusaha memperkecil arti dan peran Islam dalam sejarah Melayu-Indonesia.
Baca lebih lanjut